Apa yang Bedain Konveksi dengan Garment?
Apa yang Bedain Konveksi dengan Garment?
Kalau denger kata konveksi, pemikiran kita langsung akan tertuju pada pakaian atau pabrik pakaian. Kata konveksi bukanlah kata yang asing ditelinga kita donk?
Karena kata ini berkaitan erat dengan kebutuhan sehari-hari kita. Bahkan kita anak muda pun tidak asing kalau dengar kata konveksi. Tetapi apakah kita tahu pengertian konveksi sebenernya ?
Apa yang Bedain Konveksi dengan Garment?
Apakah Benar Bahwa Konveksi Merupakan Pabrik Pakaian?
Pengertian konveksi merupakan sebuah tempat untuk memproduksi jaket, celana, kaos, pakaian dan yang lain. Tapi taukah kamu bahwa konveksi dan garment ialah sama. Konveksi dan garment merupakan tempat untuk memproduksi pakaian. Untuk sebagian orang termasuk kita mungkin selalu menghubungkan konveksi sama pabrik pakaian. Pemikiran itu salah, karena konveksi memproduksi berbagai jenis pakaian untuk kebutuhan manusia.
Apa yang Bedain Konveksi dengan Garment?
Yang membedakannya hanya terletak pada skala pakaian yang kita produksi. Pada umumnya konveksi mempunyai skala di bawah 10 ribu /bulannya. Tetapi garment memiliki skala di atas 10 ribu /bulannya. Namun tidak boleh salah, karena sudah banyak konveksi yang bisa memproduksi sampai skala satu juta /bulannya.
Meskipun skala ini hampir mengimbangi skala Garment. Tidak jarang kita menganggap skala kita sama dengan konveksi. Tetapi berbeda dengan konveksi pada umumnya. Karena kita lebih suka menggunakan istilah konveksi besar ataupun semi-garment. Hal ini kita lakukan untuk menghindari pajak. Karena tentu saja pajak konveksi dan garment sangat berbeda.
Ini disebabkan karena dalam sebuah industri garment membutuhkan banyak jenis sumber daya. Garment itu butuh sumber daya manusia dan juga bahan-bahan, seperti benang jahit, mesin jahit sampai perwarnaan dalam jumlah besar. Tidak hanya itu saja industri konveksi lebih sering dikenal sebagai industri rumahan. Karena konveksi mampu dikerjakan sendiri atau pakai beberapa orang saja buat ngerjainnya.
Sedangkan kalau dilihat dari proses produksi, memang ada sedikit perbedaan antara garment dengan konveksi. Pada industri garment, proses produksi akan dilakukan berdasarkan jenis prosesnya.
Contohnya, saat proses menjahit atau membuat kerah pakaian, maka satu pabrik dan semua karyawan akan membuat kerah. Lantas saat prosesnya berlanjut memasuki tahapan menyambung lengan dengan tubuh pakaian, karena itu semua pabrik dan karyawan akan menjalankan prosesnya.
Hal itu berlangsung demikian seterusnya. Tetapi pada pabrik konveksi, proses produksi dilakukan secara keseluruhan. Sehingga setiap operator jahitan mempunyai pekerjaan mulai dari menjahit kerah, lengan, dan seterusnya sampai menjadi satu pakaian yang utuh. kalau sudah, maka kita akan mengulangi proses yang serupa sampai memenuhi target produksi.
Selanjutnya pesanan akan disubkontrakkan atau dikonveksikan ke pemanufaktur-pemanufaktur kecil. Pemanfaktur kecil lalu akan dibimbing oleh pabrik garment mulai dari cara menggunting yang benar sampai memasuki proses QC (Quality Kontrol). Sehingga hasil produksi akan sesuai standar mereka. Pemanufaktur-pemanufaktur kecil sering kita sebut sebagai konveksi.
Apa yang Bedain Konveksi dengan Garment?
Apakah Usaha Konveksi Lebih Diminati daripada Usaha Garment?
Sampai sekarang ini usaha Konveksi merupakan salah satu jenis usaha yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal ini tentu saja disebabkan karena dua hal utama antara lain sebagai berikut :
1. Produk yang dibuat dalam industri konveksi merupakan pakaian. Pakaian adalah salah satu kebutuhan dasar manusia khususnya wanita. Sehingga dapat dipastikan bahwa usaha konveksi merupakan usaha yang tidak ada matinya.
Maka janganlah bingung kalau sudah banyak konveksi kaos, konveksi seragam, konveksi seragam futsal, konveksi jaket, konveksi kostum bola tersebar di semua wilayah Indonesia.
2. Karena untuk mengawali sebuah usaha konveksi ini tidak terlalu besar. Setiap orang dapat mengawali usaha konveksi hanya dengan bermodalkan 2 atau 3 mesin jahit saja.
Disamping itu harga mesin jahit bisa dijangkau oleh kantong kita. Berbeda dengan beberapa mesin produksi di industri lainnya. kita dapat mengeluarkan biaya sampai ratusan juta atau dapat mencapai sampai milyaran rupiah.
Sehingga tidak heran bahwa banyak orang yang berlomba-lomba menawarkan konveksi murah, konveksi pakaian murah, konveksi kaos murah. Agar dapat bersaing dengan konveksi-konveksi baru yang bermunculan. Tapi jangan salah, konveksi yang menawarkan hal demikian tetap mempunyai penghasilan yang tidak sedikit. Mengingat harga kain untuk industri konveksi lebih murah dibandingkan industri rumahan.
Asal-Usul Konveksi Atau Sejarah Konveksi Pakaian?
Sudah banyak bermunculan konveksi-konveksi pakaian di Indonesia. Banyak konveksi kaos, konveksi seragam, konveksi seragam futsal, konveksi jaket, konveksi murah, konveksi pakaian murah, dan konveksi kostum bola. Konveksi ini sudah banyak tersebar di sejumlah wilayah Indonesia.
Meskipun daerah jawa masih mendominasi dibandingkan wilayah lainnya. Mengingat harga kain yang murah dan banyaknya pabrik kain di daerah jawa.
Asal-Usul Konveksi Dapat Masuk dan Berkembang di Indonesia?
Pakaian mulai dikenal di Eropa pada era ke 17, Tapi hanya diproduksi untuk kaum bangsawan saja. Design baju kita juga berbeda dengan design baju ada jaman sekarang ini. kita memakai kerah berdiri dan berhiaskan renda-renda. Selan itu pakaian pada jaman itu hanya mempunyai satu warna yaitu warna putih.
Lalu pada era ke-18 pakaian mengalami perubahan, Tapi berbeda masih kurang nyaman. Karena kerah yang dipakai menggunakan bahan buff dan beberapa ada yang memakai bulu-bulu. Lantas pada era ke-19 baju mulai merubah desainnya sama dengan baju yang kita kenal sekarang ini. Begitu juga dengan kaos yang mulai diperkenalkan tentara inggris pada abad ke-19 hingga awal abad 20. Tetapi karena banyak orang yang melihat bentuk kaos itu menyerupa huruf T. Maka banyak orang yang menyebutnya dengan istilah T-Shirt.
Sedangkan konveksi pakaian mulai bermunculan pada abad 19. Semenjak bentuk pakaian mulai berubah dan semakin nyaman digunakan sampai sekarang ini. Dan untuk konveksi kaos atau T-shirt mulai berkembang sejak dikenal di seluruh dunia melalui John Wayne, Marlon Brando dan James Dean menggunakannya sebagai pakaian dalam film-film mereka.
Dalam A Streetcar Named Desire (1951) suatu episode dengan memakai kaos polos mampu membuat wanita berteriak histeris. Lantas di tahun 1955 Tenesse William menjadi orang pertama kali yang membuat kaos oblong dengan warna abu-abu. Karena biasanya kaos polos hanya berwarna putih polos.
Kaos polos dengan warna abu-abu ini diperkenalkan oleh James Dean dalam film Rebel Without A Cause dan langsung menjadikannya fenomena fashion di dunia. Fenomena inilah yang membangkitkan konveksi kaos dibelahan dunia termasuk Indonesia. Kaos polos pertama kalinya masuk di Indonesia dibawa oleh orang-orang Negeri Oranye. Tetapi kaos polos pada zaman itu hanya terbatas untuk kelompok atas saja.
Lalu pada tahun 1970 munculah konveksi yang memproduksi kaos polos pertama di Indonesia. Di tahun 1980 di Indonesia industri garment dan konveksi mulai menguasai kaos polos. Mulai bermunculan merk-merk terkenal yang kita kenal sampai saat ini seperti JOGER di Bali, C59 di Bandung, dan DAGADU di Yogyakarta.
Lalu bagaimana dengan kualitasnya?
Dari segi kualitas tidak perlu dipertanyakan. Modelnya juga beragam dan memiliki motif yang tidak pasaran. Sehingga tidak bingung kalau merek-merek di atas mampu bertahan sampai sekarang ini.
Lalu Bagaimana Konveksi Mulai Berkembang di Indonesia?
Dan sekitar tahun 1990an konveksi sangat berkembang pesat di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan mulai bermunculan perusahaan-perusahaan dengan jumlah besar. Perusahaan ini berlomba-lomba menciptakan pakaian khususnya kaos polo berkualitas baik.
Tidak hanya itu model-model yang kita tawarkan sedang go-international. Merk – Merk terkenal tahun ini dikuasai oleh HAMMER, POSHBOY, OSELLA, dan sebagainya. Merk-merk ini semakin terkenal karena dipasarkan di department toko dan mall yang ramai pada zaman itu.
Lalu pada tahun 2000an industri konveksi Indonesia berubah dari pertokoan di mall kembali ke industri kreatif berskala kecil. Banyak pengusaha muda yang mulai menciptakan karya kaos polosnya sendiri. Dan memiliki desain-desain yang unik sesuai dengan jiwa muda mereka. Hal ini terus berlanjut sampai saat ini disertai dengan munculnya distro-distro. Hampir di setiap wilayah di Indonesia distro-distro ini bermunculan.